Minggu, 14 Desember 2008

NOTASI ILMIAH

NOTASI ILMIAH
Oleh: Dr. Fahrurrozi, M.Pd.


PENDAHULUAN
Penyusunan sebuah karya ilmiah memerlukan ketelitian dan kecermatan. Ketelitian dan kecermatan diperlukan terutamadalam mengutip teori atau pernyataan-pernyataan dan pendapat-pendapat para ahli atau siapa saja yang kompeten. Seseorang bisa mengutip dari buku, majalah, surat kabar, buletin adalah sumber-sumber tertulis lainnya, teori, pernyataan adalah pendapat itu merupakan hasil studi pustaka yang kita gunakan untuk menegaskan, membuktikan dan memperkuat pembahasan masalah yang diuraikan dalam karya tulis yang disusun.
Pencatatan sumber-sumber tertulis itu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu kutipan, ringkasan dan paraf rasa. Apabila mengutip sebagian dari pendapat penulis, yang dianggap dapat menunjang karya tulis, maka dapat dilakukan dengan cara pertama, yaitu cara kutipan. Apabila ingin mengambil inti bagian cara yang kedua adalah pustaka yang dibaca, dapat dilakukan cara yang kedua yaitu ringkasan. Cara ketiga, cara paraf rasa dilakukan bila ingin menuliskan kembali pendapat atau pandangan penulis dengan bahasa sendiri.
Namun dari ketiga cara penulisan di atas, pada kesempatan ini akan dibahas penulisan sumber dengan cara pertama, yaitu kutipan. Kutipan dari sumber tertulis harus dinyatakan secara tertulis dalam karya tulis. Pernyataan tersurat itu dapat berupa catatan pustaka pada teks, catatan kaki dibawah teks, dan daftar pustaka pada bagian akhir karya tulis. Pernyataan tersurat itu merupakan bukti bahwa seseorang tidak melakukan plagiat terhadap tulisan orang lain dan tidak melanggar hak cipta orang lain.
NOTASI ILMIAH

Kutipan
Menurut Tim Bahasa Indonesia 3, berdasarkan jenisnya, kutipan dapat dibedakan menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung”. Perbedaan ini akan membawa akibat yang berlainan pada saat kutipan itu kita masukan ke dalam teks. Cara menuliskan kutipan langsung pun akan berbeda pula menurut panjang pendeknya kutipan itu. Agar tiap-tiap kutipan dapat di pahami dengan jelas, perhatikanlah cara-cara penulisan kutipan berikut!
Kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris Sebuah kutipan langsung yang banyak barisnya tidak lebih dari empat baris ketikan dimasukan ke dalam teks karya tulis dengan cara sebagai berikut:
· Kutipan itu diintegrasikan langsung ke dalam teks.
· Jarak baris dengan baris sama dengan teks, yaitu dua spasi.
· Kutipan itu boleh diapit dengan tanda kutip.
· Sesudah kutipan selesai, berilah nomor urut petunjuk catatan kaki yang diketik setengah spasi ke atas atau berilah catatan pustaka, yaitu nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman yang ditulis dalam tanda kurung.
Perhatikan contoh berikut!
Suatu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas atau tenaga-tenaga piawai. Mereka adalah tulang punggung organises! yang kadang-kadang disebut tenaga kuda.
Suatu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu tenaga-tenaga piawai. Mereka adalah tutang punggung organisasi yang kadang-kadang dinamakan tenaga-tenaga kuda (Amstrong, 1990:224).
Kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris
Apabila kutipan terdiri atas lima baris atau lebih, seluruh kutipan itu harus ditulis sebagai berikut'.
· Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi. Jarak antar baris dalam kutipan satu spasi saja.
· Kutipan bolah diapit dengan tanda kutip.
· Sesudah kutipan selesai, berilah nomor urut penunjuk catatan kaki yang diketik setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.
· Seluruh kutipan menjorok ke dalam paragraf sebanyak 5-7 ketikan. Apabila ketikan itu di mulai dengan alinea baru, baris pertama dari kutipan itu dimasukan ke dalam paragraf sebanyak 5-7 ketikan.
Perhatikan contoh berikut!
“Semua orang tua ingin berhasil dalam mendidik anak-anaknya. ......... makin banyak orang tua yang menyadari bahwa sikap otoriter dalam mendidik, terutama dalam mendidik anak remaja, adalah sikpa yang salah. Mungkin karena mereka sering membaca atau mengikuti ceramah tentang pendidikan anak, banyak orang tua yang menyadari bahwa sikap yang benar adalah sikap yang demokratis. Sikap demokratis ini menuntut kesediaan para orang tua untuk mendengarkan pendapat anak-anaknya dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri kepada anak-anaknya.”
“Semua orang tua ingin berhasil da/am mendidik anak-anaknya ........ makin banyak orang tua yang menyadari bahwa sikap otoriter da/am mendidik, terutama anak remaja, adalah sikpa yang salah. Mungkin karena mereka sering membaca atau mengikuti ceramah tentang pendidikan anak, banyak orang tua yang menyadari bahwa sikap yang benar adalah sikap yang demokratis. Sikap demokratis ini menuntut kesediaan para orang tua untuk mendengarkan pendapat anak-anaknya dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri kepada anak-anaknya (Sarwono, 1987:58)”.

Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung biasanya berisi intisari pendapat yang dikemukakan kembali dengan kata-kata sendiri. Oleh karena itu, beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk membuat kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:
· Kutipan itu diintegrasikan ke dalam teks.
· Jarak antar baris dalam kutipan dua spasi.
· Kutipan tidak boleh diapit dengan tanda kutip.
· Sesudah kutipan selesai, berilah nomor urut penunjuk catatan kaki yang diketik setengah spasi ke atas lalu berilah catatan pustaka, yaitu nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman yang diketik dalam tanda kurung.
Perhatikan contoh berikut!
Kita merasa yakin bahwa hakikat hidup kita adalah bekerja. Tidak mengherankan bila salah satu ciri manusia hidup adalah bekera. Oleh karena itu, bekerja tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, baik secara fisik mapun psikologis.
Kita merasa yakin bahwa hakikat hidup kita adalah bekerja. Tidak mengherankan bila salah satu ciri manusia adalah hidup bekerja. Oleh karena itut bekerja tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, baik secara fisik maupun psikologis (Syafi'ie, 1995:232).

Catatan Kaki
Catatan kaki sangat erat hubungannya dengan kutipan-kutipan dalam karya tulis yang kita susun. Catatan kaki merupakan penjelasan sumber semua kutipan, baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung. Catatan kaki atau keterangan tambahan pada tulisan ilmiah ini diletakan pada kaki halaman yang bersangkutan. Jika keterangan tambahan ini melengkapi sebuah artikel, biasanya catatan kaki dikumpulkan pada halaman tersendiri. Fungsi catatan kaki adalah:
· Pembuktian atas sumber informasi.
· Penghargaan kepada pengarang yang pendapatnya telah di kutip.
· Pemberian keterangan tambahan untuk memperjelas pembahasan.
· Penunjukan bagian lain dalam naskah.
Perhatikan contoh-contoh catatan kaki berikut ini agar anda dapat menyimpulkan cara penulisannya!
Contoh catatan kaki dari referensi buku dengan seorang pengarang.
___________
M. Ramlan, Penggolongan Kata (Yogyakarta: Andi Offset, 1985), h. 108.
Perhatikan!
· Nama pengarang harus di tulis lengkap dan tidak perlu dibalik.
· Bubuhkan tanda koma diantara nama pengarang dengan judul buku.
· Garis bawahi atau cetak miring data judul.
· Tempat dan tahun terbit di tulis di antara tanda kurung.
· Nama penerbit perlu dicantumkan.
· Bubuhkan tanda koma setelah kurung tutup kemudian tulis halaman dan nomornya.
Contoh catatan kaki dari referensi buku dengan dua atau tiga pengarang
___________
Mary Finocchiaro & Michael Bonomo, The Foreign Language Learners: A Guide for Teachers (New York: Regent Publisher, 1973), h. 73.
Perhatikan!
Penulisan hal-hal lainnya sama dengan ketentuan penulisan catatan kaki dari referensi buku dengan seorang pengarang.

Contoh catatan kaki dari referensi kepada buku dengan banyak pengarang dan terdiri atas beberapa jilid.
____________
____________
Ichsanu Sahid Warsanto, et al. Bahasa-Bahasa (Jakarta : Aries Lima, 1994), I, h. 135.
Perhatikan!
· Hanya nama pengarang pertama yang disebut, sedangkan nama-nama lain diganti dengan singkatan et al, yang berarti dan kawan-kawan.
· Bubuhkan tanda koma diantara nama pengarang dengan singkatan et al, dan diantara singkatan et al, dengan judul.
· Keterangan tentang nomor jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit atau di tulis di luar tanda kurung sebelum nomor halaman.
· Nomor jilid selalu menggunakan angka romawi, sedangkan nomor halaman menggunakan angka Arab.
Contoh catatan kaki dari buku yang edisi berikutnya mengalami perubahan
__________
H.A. Gleson. An Introduction to Descriptive Linguistics (Rev, ed, New York, 1961), him. 56.

Perhatikan I
Keterangan tentang edisi yang diperbaharui diletakan dalam kurung, sebelum tempat terbit.
Diantara tempat terbit dengan edisi yang diperbaharui, diberi tanda pemisah berupa titik koma.
Contoh cataton kaki sebuah edisi karya seorang pengarang atau lebih.
__________
Lukman Ali, ed., Bahasa dan Kesusastraan Indonesia. Sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru (Djakarta: Surya Kencana, 1967), hh. 84 – 85.
Atau
Harimurti Kridalaksana, "Pembentukan Istilah Ilmiah dalam Bahasa Indonesia", Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru, ed. Lukman Ali (Djakarta: Surya Kencana, 1967), hh. 84 - 85.
Perhatikan!
· Bila yang lebih ditekankan adalah editornya, nama editor dicantumkan lebih dahulu; bila penulis artikel yang dipentingkan, nama penulis itulah yang didahulukan.
· Bila nama penulis artikel didahulukan, sertakanlah judul artikel dan judul bukunya, baru menyusul singkatan ed, dan nama editornya.
· Bila editornya lebih dari satu, caranya sama saja dengan penulisan 2 dan 3 (menggunakan et. at).

Contoh catatan kaki dari karya terjemahan
_____________
Multatuli, Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan dagang Belanja. Terj. H. B. Jassin (Djakarta: Balai Pustaka, 1972), h. 50.
Perhatikan!
· Nama pengarang asli ditempatkan di depan.
· Keterangan tentang penerjemah ditempatkan sesudah buku, dipisahkan oleh tanda koma.

Contoh catatan kaki dari artikel majalah
T. Mulya Lubis, "Pengadilan HAM". Tempo, I (7 November, 1999), h. 56.
Atau
T. Mulya Lubis, Tengadilan HAM". Tempo, 7 November, 1999, hlm 56.
Perhatikan!
· Contoh yang pertama merupakan bentuk standar. Nomor jilid menggunakan angka romawi ditulis sesudah nama majalah, dipisahkan oleh tanda koma. Penanggalan ditulis dalam kurung. Nomor halaman menggunakan angka Arab, ditulis sesudah penanggalan dan dipisahkan dari kurung tutup oleh tanda koma.
· Contoh yang kedua memperlihatkan suatu referensi yang tidak mencatumkan nomor jilid. Nomor jilid dianggap tidak perlu karena sudah cukup jelas dan tahunnya.

Contoh catatan kaki dari artikel Koran
____________
Tajuk Rencana dalam kompas, 22 Januari, 2000, h. 4.
Tjandra Yoga Aditama, "Rokok dan Impotensi". Kompas, 23 Januari 2000, h.. 4.
Perhatikan!
· Bila dianggap cukup, tulis saja jenis rubrik yang ada dalam harian tersebut, seperti tajuk rencana, berita ekonomi, derap hukum, IPTEK, dan sebagainya.
· Bila penulis artikelnya jelas, catatan kaki di mulai dengan nama penulis.

Penggunaan singkatan Ibid, Op. Cit. dan Loc. Cit
Catatan kaki dalam tulisan ilmiah biasanya hanya satu kali ditulis secara langsung, sedangkan selanjutnya digunakan singkatan Ibid, Op. Cit. dan Loc. Cit.
Contoh :
_________
Singgih D. Gunarsa. Psikologi Anak Bermasalah (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) h. 81.
Ibid, h. 90
Irfan Budiman, "Limbah Berbahaya Untuk Beton". Tempo (September 1999), h. 54.
Gunarsa, Op. Cit., h. 103.
Budiman, Loc. Cit., h. 56.
Perhatikan!
Penggunaan Ibid
· Ibid adalah singkatan dari kata dalam bahasa lot in, ibidem yang artinya pada tempat yang sama.
· Singkatan ini dipergunakan bila catatan kaki berikutnya menunjuk pada karya yang telah disebut pada nomor sebelumnya.
· Bila halamannya sama, hanya dipergunakan singkatan ibid, namun bila halamannya berbeda sesudah singkatan ibid, dicantumkan pula nomor halamannya.
· Jika tidak ada huruf cetak miring singkatan ibid, digaris bawahi saja.
Penggunaan Op Cit
Op. Cit adalah singkatan dari kata dalam bahasa latin, opere citato yang artinya pada karya yang telah di kutip.
Singkatan ini dipergunakan bila catatan kaki menunjuk kembali kepada sumber lain. Singkatan ini di tulis sesudah singkatan nama pengarang yang dipisahkan dengan tanda koma.
Bila ada nomor halaman atau jilid, tuliskan sesudah singkatan Op. Cit. h. Jika ada huruf cetak miring, singkatan Op. Cit. digaris bawahi saja.

Penggunaan Loc. Cit
Loc. Cit adalah singkatan dari kata bahasa latin. Loco citato yang artinya pada tempat yang telah di kutip.
Singkatan ini biasanya dipakai untuk menunjuk kepada artikel majalah, koran atau ensiklopedi yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi oleh sumber lainnya.
Artikel merupakan bagian dari buku, majalah, atau ensiklopedi. Artikel tidak merupakan sebuah karya (Opus). Oleh karena itu, menggunakan locus yang berarti tempat.

Daftar Pustaka
Daftar pustaka diletakan pada bagian akhir karya tulis. Daftar ini merupakan daftar sumber tertulis yang dijadikan acuan dalam pembahasan karya tulis. Buku, majalah atau surat kabar yang akan dimasukan ke dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau nama lembaga yang menerbitkan bila nama pengarangnya tidak ada. Bila nama pengarang dan nama lembaga penerbitnya juga tidak ada, daftar pustaka didasarkan pada kata pertama judul. Daftar pustaka jangan diberi nomor urut.

Buku sebagai sumber acuan
Urutan keterangan buku meliputi nama pengarang, tahun terbit, judul buku, dan nama penerbit yang didahului nama kota tempat terbit dan tanda titik dua. Setiap penyebutan keterangan diakhiri dengan tanda titik.
Nama Pengarang
Aturan penulisan nama pengarang dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:
Nama pengarang ditulis selengkap-lengkapnya, tetapi gelar akademik tidak perlu dicantumkan.
Cara penulisan nama pengarang ialah dengan mendahulukan nama akhir, kemudian baru nama pertama. Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma dari nama pertama yang ditulis kemudian.
Contoh:
Nama pengarang : Yang ditulis dalam daftar Pustaka:
Dra. Asmaniar Asmaniar
Dr. Mulyanto Ahmad Ahmad, Mulyanto
Budi Hari Prabawa Prabawa, Hadi Budi
Cara penulisan nama pengarang seperti ini tidak berlaku untuk nama Tionghoa. Di dalam daftar pustaka, nama Tionghoa tidak perlu di balik karena nama pertama adalah nama keluarga.
Contoh : Tan Kim Liong Tidak perlu dibalik menjadi Liong, Tan Kim
Jika pada buku yang dijadikan acuan itu nama editor yang ada, bukan nama pengarangnya, penulisan nama editor ditambah dengan singkatan ed. di belakang nama.
Contoh :
Nama editor :
Nama pengarang Yang ditulis dalam daftar Pustaka:
Rudi Hermawan Hermawan, Rudi (ed).
Chika Puspitasari Puspitasari, Chika (ed)
Jika pengarang terdiri atas dua orang, nama pengarang yang pertama di balik, sedangkan nama pengarang kedua ditulis biasa. Hubungkan kedua nama itu dengan kata penghubung dan.
Contoh :
Nama pengarang : Yang ditulis dalam daftar Pustaka:
Amirul Mukminin Mukminin, Amirul dan
Edy Wijaya Eddy Wijaya
Pengarang buku ada tiga orang atau lebih, nama pengarang pertama dibalik, kemudian ditambahkan singkatan dkk.
Contoh :
Nama pengarang buku: Yang ditulis dalam daftar Pustaka:
Riswandi Zein Zein, Riswandi dkk
AhmadZarkasiIrwan Abdi
Jika beberapa buku yang dijadikan acuan ditulis oleh pengarang yang sama, nama pengarang ditulis secara lengkap pada buku urutan pertama. Pada buku-buku urutan selanjutnya, nama pengarang diganti dengan garis sepanjang 10-12 ketukan.
Contoh:
Hasan Fuad
_____________
_____________
_____________


Tahun Penerbitan
Aturan penulisan tahun terbit adalah sebagai berikut:
Tahun penerbitan di tulis setelah nama penulis dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh :
Moeliono, Anton M. 1988
Siregar, Saut Lombok. 1999
Jika ada dua buah buku atau lebih yang di tulis oleh pengarang yang sama dan tahun penerbitannya berbeda, buku yang tahun penerbitannya lebih awal di tulis lebih dahulu. Nama pengarang di tulis ulang.
Contoh :
Subyakti, 1993.
Subyakti, 1996.
Jika ada dua buah buku atau lebih yang di tulis oleh pengarang yang sama dan tahun penerbitannya pun sama, di belakang angka tahun penerbitan di beri huruf a, b, c dan seterusnya sebagai tanda pembeda.
Contoh :
Mulya, Hartato. 1999a.
Mulya, Hartato. 1999b.
Jika ada buku yang tidak berangka tahun penerbitan, di belakang nama pengarang di tulis kata tanpa tahun.

Judul buku
Judul buku di tulis setelah angka tahun penerbitan. Judul buku digaris bawahi atau di cetak miring. Contoh :
Alfian. 1980. Politik Kebudayaan dan Manusia Indonesia.
Alfian. 1980. Politik Kebudayaan dan Manusia Indonesia

Nama penerbit
Nama penerbit di tulis setelah judul buku. Penulisannya di dahului dengan nama kota tempat terbit dan tanda titik dua.
Contoh :
Alfian. 1980. Politik, Kebudayaan, dan Manusia Indonesia, Jakarta: LP3ES.

Majalah sebagai sumber acuan
Urutan unsur-unsur majalah beserta yang perlu dituliskan di dalam daftar pustaka meliputi nama pengarang, tahun dimuat, judul artikel, nama majalah, tahun penerbitan majalah tersebut, halaman dan nama kota tempat majalah itu terbit.
Perhatikan contoh dibawah ini!
Suprapto, Riga Adiwoso. 1989. "Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa". Dalam Prisma XVIH (1) : 61 - 120 : Jakarta.
Penjelasan:
Nama Pengarang : Riga Adiwoso Suprapto
Tahun dimuat : 1989
Judul artikel : Perubahan Sosial dan Perkembangan
Bahasa
Nama majalah : Prisma
Tahun penerbitan : XVIII (1), tahun penerbitan ke-18
bulan Januari 1989
Halaman : 61 – 120
Nama kota tempat : Jakarta
Majalah itu terbit

PENUTUP
Kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka adalah beberapa dari notasi ilmiah yang sangat diperlukan dan perlu juga diketahui cara penulisannya dalam pembuatan karya tulis atau karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Pusat Bahasa.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Pusat Bahasa.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Lubis, A. Hamid Hasan. Tanpa Tahun. Glasorium Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa.

Tim Bahasa Indonesia 3, 2001. Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.

Tidak ada komentar: