Minggu, 14 Desember 2008

PENULISAN KARYA ILMIAH

PENULISAN KARYA ILMIAH

PENDAHULUAN
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan solusi terbaik menyahuti setiap perubahan dan kompetisi diberbagai bidang. Untuk itu, pembinaan SDM harus diarahkan pada peningkatan kualitas manusia agar menjadi tenaga yang tanggap terhadap setiap perubahan dan perkembangan pengetahuan ilmiah dan teknologi. Peningkatan kualitas SDM yang kompetitif dalam pengembangan dan penggunaan pengetahuan ilmiah memerlukan kesadaran semua pihak terutama ilmuwan untuk mengembangkan pengetahuannya secara terus menerus. Antara lain dari pengembangan tersebut adalah melalui kegiatan-kegiatan penelitian.
1Di perguruan tinggi, penelitian merupakan rutinitas kegiatan akademik mahasiswa dan dosen. Khusus pada mahasiswa, penelitian menjadi salah satu persyaratan akhir mendapatkan gelar kesarjanaan. Hal ini terkait pula dengan fungsi kelembagaan pendidikan tinggi yang diarahkan pada penciptaan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan akademis; profesional dan kepemimpinan, serta tanggap terhadap kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program pembinaan diusahakan guna pencapaian hasil optimal dari Tridarma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang bermanfaat bagi kemanusiaan, selaras dan serasi dengan kebutuhan pembangunan. Dengan demikian, penelitian bagi seorang mahasiswa memiliki tiga makna, yakni makna; (a) pengembangan SDM yaitu terbiasa dengan proses-proses pemecahan permasalahan secara ilmiah, (b) mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yakni dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi atau informasi baru yang memperkaya IPTEK, dan (c) memanfaatkan IPTEK yakni memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk kesejahteraan masyarakat.
Penelitian untuk memenuhi tugas akhir terkait erat dengan maksud pengembangan SDM mahasiswa yang melakukan penelitian tersebut. Di sisi lain, justru mahasiswa merasakan tugas akhir ini sebagai sesuatu yang sulit. Banyak mahasiswa yang menempuh studi lebih dari waktu normalnya karena pelaksanaan penelitian membutuhkan waktu relatif lama. Banyak hal yang menghambat kelulusan mahasiswa, tetapi yang pasti bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studinya, antara lain dari kesulitan tersebut adalah pelaksanaan penelitian akhir.
Pelaksanaan penelitian, umumnya terdiri dari beberapa kegiatan, antara lain; (a) pengusulan, (b) kegiatan lapangan, dan (c) analisis dan pelaporan. Pengusulan penelitian berupa kegiatan mengusulkan rencana penelitian yang berisi secara mikro bentuk penelitian secara keseluruhan. Dalam pengusulan ini, mahasiswa membuat suatu rencana penelitian untuk diseminarkan dalam forum ilmiah yaitu seminar usulan penelitian.
Usulan penelitian atau proposal penelitian dianggap sebagai kunci sukses suatu penelitian, sebab di dalam usulan tersebut telah termuat secara lengkap rencana-rencana dalam bentuk metodologi dan analisis penelitian. Karena proposal penelitian sebagai miniatur penelitian, maka penyusunannya membutuhkan kemampuan berupa pemahaman penelitian secara keseluruhan. Penelitian adalah kegiatan akademik yang di dalamnya terkandung; (a) pemecahan masalah, (b) pencarian, dan (c) penyelidikan terhadap pengetahuan baru atau interpretasi. Proposal penelitian harus mengakomodasi tiga hal di atas dalam batang tubuhnya, sehingga suatu proposal minimal mencakup; (a) masalah dan tujuan penelitian, (b) kepustakaan dan hipotesis, (c) metode, dan (d) daftar pustaka.
Bagi mahasiswa S1, penyusunan proposal penelitian merupakan suatu fase yang harus dilalui sebab penelitian menjadi persyaratan akhir dalam penyelesaian studi. Umumnya mahasiswa mengalami kesulitan menyusun proposal penelitian, terutama di perguruan tinggi yang tidak menerapkan pembimbingan intensif sebelum seminar proposal penelitian. Untuk itu, sangat penting mencari alternatif-alternatif yang dapat meningkatkan kemampuaan mahasiswa menyusun proposal penelitian, selain bimbingan intensif dari dosen pembimbing.
Pembimbingan intensif dilakukan setelah seminar proposal penelitian, sehingga mengharuskan mahasiswa secara mandiri menyusun proposal penelitian. Kondisi ini dapat mengakibatkan mahasiswa kesulitan dalam menyusun proposal penelitian, sebab dalam penyusunan proposal penelitian tidak beroleh bimbingan dari dosen pembimbing. Jadi, dalam menyusun proposal penelitian, mahasiswa harus mengandalkan kemampuan-kemampuan internal yang menunjang. Antara lain dari kemampuan tersebut adalah kemampuan; metodologi, statistika, bahasa, matematik, kreativitas, dan faktor-faktor internal lainnya yang secara langsung dapat meningkatkan kemampuan menyusun proposal penelitian.
Dengan tidak mengubah sistem akademik yang telah ada, peneliti memandang bahwa masih terdapat peluang meningkatkan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian, antara lainnya melalui peningkatan kemampuan internal mahasiswa terutama kemampuan berpikir kreatif dan pengetahuan statistika. Berpikir kreatif, sebagai sebuah bentuk kemampuan berpikir akan sangat membantu mahasiswa dalam hal mendapatkan dan menetapkan masalah penelitian. Sedangkan pengetahuan statistika akan membantu mahasiswa antara lain dalam penyusunan teknik analisis data, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Sebelum sampai pada pandangan bahwa berpikir kreatif dan pengetahuan statistika dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian, maka peneliti merasa penting mengetahui hubungan antara berpikir kreatif dan pengetahuan statistika dengan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian.
Dari paparan di atas, jelaslah bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyusun proposal penelitian. Masalah ini dapat ditinjau dari dua hal yaitu; (a) kemampuan mahasiswa, dan (b) sistem akademik yang diterapkan. Permasalahan-permasalahan yang relevan dengan dua hal tersebut antara lain; (a) kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan; (b) sistem akademik dalam kampus menunjang kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian; (c) Faktor-faktor yang menentukan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian; (d) kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian ditentukan oleh pengetahuan terhadap materi-materi perkuliahan yang telah dipelajari sebelumnya; (e) pengetahuan statistika merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian; (f) kreativitas merupakan faktor yang dapat menentukan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian? (g) sikap kreatif merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian? dan (h) berpikir kreatif merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan mahasiswa menyusun proposal penelitian.

Tidak ada komentar: